BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR
BELAKANG
Harta
/ kekayaan / assets dari sudut
pandang aktiva / hutang merupakan sumber ekonomi perusahaan yang menunjukkan
manfaat dimasa yang akan datang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk
neto, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber ekonomi tersebut dapat
berupa produk, uang, sumber produktif perusahaan, klaim penerimaan uang, hak
pemilikan kepentingan dalam perusahaan lain, dan lain sebagainya.
Dari
sudut pandang penghasilan / biaya, aset tidak hanya sebagai pandangan aktiva /
hutang tetapi juga meliputi semua pos yang tidak menunjukkan sumber ekonomi,
tetapi yang diperlukan untuk ketepatan mempertemukan dan penentuan pendapat,
misalnya persekot biaya, biaya (jangka panjang) yang ditangguhkan.
Dari
sudut pandang neraca, aset merupakan komposisi modal yang diinvestasikan.
Aset
terdiri dari tiga jenis, yaitu aset tetap, aset tidak tetap, dan aset tidak
berwujud. Dan pada makalah ini penulis fokuskan pada pembahasan aset tidak
berwujud.
1.2.TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan yang
diharapkan dengan adanya penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Mengetahui dan memahami tentang aset tidak berwujud beserta contoh-contohnya.
- Mengetahui dan memahami perbedaan menonjol tentang aset tidak berwujud dibanding dengan aset lainnya.
- Mengetahui dan memahami tentang akuntansipencatatan aset tidak berwujud.
1.3.MANFAAT
PENULISAN
Dengan
adanya makalah “Akuntansi Aset Tidak Berwujud” ini semoga bermanfaat terutama bagi
para pembaca untuk dapat menambah
wawasan tentang akuntansi aset tidak berwujud.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN
ASET TIDAK BERWUJUD
Aset
tidak berwujud atau dengan istilah lainnya intangible
assets adalah aset yang tidak berbentuk fisik yang memberikan hak
keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak
dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aset yang lain.
Dilihat dari masa manfaatnya, aset
tidak berwujud memiliki kesamaan dengan aset tetap, yaitu memberikan manfaat ekonomi
dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Biasanya berupa hak atau
posisi yang menguntungkan perusahaan dalam usaha memperoleh penghasilan.
Intangible
assets
dianggap sebagai aset (meskipun tidak berwujud) karena menunjukkan hak dan manfaat-manfaat
di masa depan, atau dengan kata lain bahwa pengeluaran yang dibuat untuk
mendapatkan atau mengembangkannya akan mendatangkan manfaat selama beberapa
periode akuntansi di masa yang akan datang.
2.2.BIAYA PEROLEHAN ASET TIDAK BERWUJUD
Intangible
assets dimasukkan
dalam catatan akuntansi perusahaan pada biaya perolehannya. Biaya perolehan ini
meliputi berbagai macam pengeluaran yang diperlukan untuk menempatkan aset
tidak berwujud tersebut dalam kapasitas memberikan jasa. Semua biaya
dikapitalisasi karena memberikan manfaat ekonomi untuk periode-periode di masa
mendatang.
2.3.PENGGOLONGAN ASET TIDAK BERWUJUD
Aset tidak berwujud dibedakan
menjadi 2 macam yaitu :
1. Aktiva tidak berwujud yang masa
manfaatnya dibatasi oleh UU
Contohnya : Hak paten, hak cipta, hak monopoli.
2. Aktiva tidak berwujud yang masa
manfaatnya tidak terbatas
Contohnya : Merk dagang, goodwill.
2.3.1. Hak Paten
Hak paten adalah hak dari pemerintah kepada seseorang untuk
memproduksi, menjual, atau menggunakan suatu penemuan untuk digunakan sendiri.
Masa penggunaan hak paten dibatasi selama 17 tahun dan setelah masa berlakunya
habis bisa diperbaharui lagi atau diperpanjang. Paten memungkinkan pemiliknya
untuk menggunakan, memproduksi, ataupun menjual subjek paten dan mematenkannya.
Tanpa perlindungan hak paten, para penemu kemungkinan tidak bersedia mencari
produk-produk baru. Hak paten dapat diperoleh atas produk baru yang
dikembangkan dalam laboratorium perusahaan sendiri, atau dapat dibeli dari
pihak lain. Biaya perolehan hak paten adalah kapitulasi biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh hak paten, seperti biaya pemrosesan hak paten dan
biaya legal lainnya yang dikeluarkan.
Contoh:
Pada 1 januari 2000 PT Cipta memperoleh hak paten senilai
Rp40.000.000. Masa pakai hak paten adalah 8 tahun. Entri-entri jurnal untuk
mencatat hak paten dan amortisasi hak paten untuk tahun pertama sebagai
berikut:
01 Jan’00 Hak
paten 40.000.000
Kas 40.000.000
(Untuk mencatat biaya perolehan hak paten)
31 Des ’00 Beban
amortisasi 5.000.000
Hak
Paten 5.000.000
(Untuk mencatat
amortisasi hak paten dengan metode garis lurus selama 8 tahun)
2.3.2. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang diberikan pemerintah kepada
pengarang, pencipta lagu/seniman untuk menerbitkan, menjual dan mengawasi
ciptaannya. Masa penggunaannya dibatasi selama 28 tahun dan bisa diperpanjang
lagi selama 28 tahun.
Contoh:
Sebuah rumah produksi membeli hak cipta sebuah novel seharga
Rp2.000.000 untuk dijadikan sinetron. Ayat jurnal untuk mencatat pembelian hak
cipta tersebut yaitu:
(Tanggal) Hak
cipta 2.000.000
Kas 2.000.000
(Untuk mencatat pembelian hak cipta)
(Tanggal) Amortisasi hak cipta 400.000
Akumulasi
hak cipta 400.000
(Untuk mencatat amortisasi hak cipta jangkam
waktu 5 tahun)
2.3.3. Hak Monopoli
Hak monopoli adalah hak istimewa yang diberikan pemerintah
kepada suatu pihak untuk menggunakan fasilitas punya negara. Hak monopoli bisa
diberikan kepada suatu perusahaan untuk bisnis tertentu, misalnya penjualan
produk tertentu dalam suatu daerah tertentu. Hak monopoli diberikan dalam batas
waktu tertentu.
2.3.4. Merek Dagang
Ini adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan yang
menggantungkan produknya kepada permintaan konsumen. Buat konsumen, merek
dagang memberikan jaminan kualitas yang membedakan dengan produk-produk
lainnya. Oleh karena itu, merek dagang dan nama dagang diakui sebagai aktiva.
Untuk mendapatkan jaminan hukum, bisa mendaftarkan ke
Departemen Kehakiman melalui Direktorat Patent. Suatu merek bisa digunakan
sepanjang mempunyai pengaruh yang menguntungkan bagi perusahaan, makanya tidak
ada batas waktu untuk menggunakan merek. Merek dagang bisa dipindahkan ke pihak
lain tetapi tidak mengganggu keberadaan perusahaan yang terkait. Merek dagang
yang dibeli dari pihak lain, harga perolehannya adalah sebesar harga belinya.
Tapi jika merek dagang dibuat sendiri semua biaya pembuatan dan pendaftarannya
ditanggung sendiri.
2.3.5. Goodwill
Goodwill merupakan nilai lebih yang dimiliki oleh suatu
perusahaan karena adanya kelebihan. Contohnya seperti nama yang terkenal, staf
dan personalia yang kemampuannya tinggi, lokasi perusahaan yang menguntungkan.
Akibatnya kemampuan perusahaan melebihi kemampuan normal. Makanya akuntansi
memandang goodwill sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan laba diatas
normal.
Contoh:
Perusahaan Ratna membeli perusahaan Rizal dengan harga Rp.
800.000.000,-. Data neraca perusahaan Rizal saat transaksi pembelian,total asetnya Rp.
1.850.000.000,- dan total kewajibannya Rp. 1.000.000.000,-. Berdasarkan
penilaian, harga pasar wajar semua aktiva perusahaan Rizal berjumlah Rp.
1.750.000.000,-
Harga perolehan goodwill berdasarkan data diatas sbb :
Harga beli perusahaan Rizal : 800.000.000,-
Harga pasar kekayaan bersih perusahan Rizal:
1.750.000.000 - 1.000.000.000,- : 750.000.000,-Harga
perolehan goodwill 50.000.000
(Tanggal) Goodwill 50.000.000
Kas 50.000.000
(Untuk mencatat pembelian goodwill)
Rumus Goodwill = Harga Beli -
Harga Pasar Wajar
|
2.4. PENCATATAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD
Pada dasarnya masa penggunaan semua jenis aset tidak
berwujud akan habis karena dibatasi oleh UU, perubahan faktor ekonomi
permintaan, persaingan. Oleh karena itu harga perolehan aset tidak berwujud
dicatat dalam pembukuan harus di amortisasi. Amortisasi itu adalah alokasi
sistematikbiaya perolehan aset tidak berwujud selam masa manfaatnya.
Meskipun sulit untuk menaksir masa manfaat aset tidak
berwujud seperti merk dagang, besar kemungkinan bahwa aset tersebut tidak
memberikan kontribusi permanen bagi keuntungan perusahhan di mas depan. Sebagai
contoh, penemu sebuah alat elektronik baru dapat memperoleh hak pabrikasi
eksklusif dan penjualan selama 17 tahun melalui hak paten. Namunhak paten itu
mungkin saja hanya berlangsung selam 5 tahun saja karena sengitnya kompetisi
dan kemajuan teknologi yang pesat di bidang elektronik.
Pencatatan metode amortisasi aset tidak berwujud yang
ditetapkan SAK adalah dengan menggunakan metode garis lurus. Beban amortisasi
untuk tiap periode, dicatat debet pada akun bebanamortisasi
dan di kreditkan langsung pada akun aset tidak berwujud yang terkait.
Contoh :
Suatu
hak paten yang dimiliki dengan harga perolehan Rp50.000.000 ditaksir akan
memberikan manfaat ekonomi selama 10 tahun. Jurnal penyesuaian yang diperlukan
pada tiap akhir periode, sebagai berikut:
Des 31
Beban amortisasi patent Rp5.000.000
Patent Rp5.000.000
BAB III
SIMPULAN
Intangible
assets
dianggap sebagai aset meskipun tidak berwujud, karena menunjukkan hak dan
manfaat-manfaat di masa depan, atau dengan kata lain bahwa pengeluaran yang
dibuat untuk mendapatkan atau mengembangkannya akan mendatangkan manfaat selama
beberapa periode akuntansi di masa yang akan dating.
Masing-masing jenis aset tidak berwujud harus dinyatakan
dalam neraca secara terpisah. Aset tidak berwujud dalam neraca dinyatakan
sebesar nilai manfaat yang tersisa.
DAFTAR
PUSTAKA
Simamora, Henri. 2000. Akuntansi, Jilid II. Jakarta: Salemba
Empat.